Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi, salah satu wisata yang paling terkenal adalah Desa Kampung Laut, Kecamatan Kuala Jambi. Sebelum pemekaran wilayah kecamatan Muara Sabak, pada awalnya Kampung Laut merupakan sebuah desa. Kemudian dipecah menjadi dua kelurahan yaitu kelurahan Tanjung Solok dan Kelurahan Kampung Laut. Secara geografis kampung laut berada di muara sungai Batanghari. Kondisi ini menjadikan Kampung laut sebagai daerah pertemuan antara air sungai dengan air laut. Letak ini menjadikan kampung laut sebagai pintu gerbang memasuki jambi, baik pada masa dahulu maupun masa sekarang.
Dengan hutan mangrove sepanjang 80 kilometer di pesisir pantai timur Jambi yang berbatasan langsung dengan zona Taman Nasional Berbak (TNB) serta merupakan kawasan ramsar hutan rawa gambut terbesar di Asia Tenggara. kawasan mangrove di Tanjabtim memiliki keunikan tersendiri karena terletak di kawasan pesisir dan sekitarnya terdapat pemukiman tradisional yang didirikan diatas rawa atau daerah bakau.. di Desa Kampung laut, terdapat perkampungan nelayan tradisional dengan populasi sekitar 800 kepala keluarga. Di kawasan perkampungan itu juga terdapat beberapa tradisi masyarakat, salah satunya ritual pengambilan lebah madu hutan di pohon bakau, upacara mutik (memancing) sumbun dan mencari kerang menggunakan papan betungkah adalah tradisi turun-temurun yang dimulai oleh Suku Duanu atau suku laut sebagai penghuni awal kampung laut setempat pada masa musim panen.
Sumbun hanya dikenal hidup dan berkembang di daerah kampung laut. Tradisi ini dilaksanakan pada bulan kering yaitu antara bulan april hingga bulan juli. Populasi sumbun hidup di daerah beting yang merupakan daerah berpasir yang berada ditengah lautan di kelurahan tanjung solok Kita dapat menangkap sumbun di sebuah pulau bernama Siam Tanjung Solok. Pulau ini hanya terlihat saat air laut surut. Cara menangkap sumbun dilakukan dengan mengunakan alat berupa lidi dimana diujung lidi tersebut diberi kapur. Kemudian dimasukan ke dalam lubang sumbun. Tidak beberapa lama kemudian sumbunnya akan mabuk dan akan muncul keluar dari lubangnya. Daging sumbun lembut berwarna putih dan bercangkang tipis agak bening dengan panjang tubuh 8-10 sentimeter. sumbun adalah biota laut yang lebih banyak tinggal dalam lumpur-lumpur padat. Dari hasil tangkapan itulah, masyarakat menggantungkan penghidupan keluarganya.
Di Tanjung Solok, rumah, perkantoran, dan pasar berdiri di atas air, terhubung oleh jalan dan jembatan kayu bulian di atas air. Semua bangunan dan jalan ditopang ribuan batang kayu nibung yang menancap ke dasar air serta perkampungan Suku Duanu yang rapat dan kumuh, kondisi ini menyebabkan kampung laut sangat rentan terhadap bahaya kebakaran. Jalan menuju kampung ini penuh lubang sehingga pandangan harus awas ke bawah, atau kaki akan terperosok ke laut.
Kampung laut dikategorikan sebagai daerah yang majemuk. Hal ini dilatar belakangi oleh beberapa etnis yang hidup menetap, antara lain adalah melayu, bugis, banjar, jawa dan lain-lain. Selain etnis tersebut ada juga kelompok komunitas masyarakat yang dikenal sebagai Suku Duano. Suku Duano merupakan kelompok masyarakat yang intensitas kehidupannya lebih banyak berada dilaut. Di indonesia kelompok masyarakat ini lebih dikenal sebagai orang bajo. Seiring terjadinya perubahan beberapa anggota kelompok suku duano di kampung laut sudah mulai hidup menetap di kampung laut.
Hasil tangkapan kampung laut juga dipasarkan ke luar jambi dan luar negeri. Seperti udang ketak atau udang nenek dan jenis ikan komediti ekspor lainnya. Selain itu hasil tangkapan nelayan kampung laut juga diolah menjadi beberapa produk seperti ikan asin, kerupuk, penganan dan kuliner khas kampung laut yang dapat dijadikan oleh-oleh. makanan merupakan perpaduan resep Melayu dan Bugis yang sarat dengan bumbu, kecuali kerang dan sumbun yang telah diolah menjadi berbagai macam panganan.
Potensi dan kekayaan inilah yang harus selalu kita lestarikan untuk menjaga tradisi dan nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat, termasuk daerah kampung laut..
Post a Comment