Belakang Mall WTC Batanghari
Dahulu kala pada awal abad ke-18, kawasan muara jambi berada di Dermaga Bom Batu. kini kawasan tersebut telah berubah menjadi Mall WTC Batanghari, dahulu di lokasi ini ada sebuah pasar tradisional kecil. orang menyebutnya Pasar Tanah Pilih. Pasar ini lah yang menjadi cikal bakal Pasar Angso duo walaupun letaknya tidak sama dengan yang sekarang berdiri. Tokoh masyarkat Jambi mengatakan pada zaman penjajahan Jepang pasar tersebut hancur. Akhirnya pasar pun pindah sekitar 500 meter ke arah tenggara, masyarakat Jambi menyebut lokasi pasar yang baru ini dengan sebutan Gang Siku.
Pasar yang baru tersebut di bangun sangat sederhana, hanya berupa deretan meja-meja dari batu. masyarakat jambi pada saat ini menyebutnya Pasar Meja Batu. Di pasar yang baru ini, tidak hanya terhampar ikan, daging dan sayur-mayur yang dijual di atas meja batu, melainkan juga sebagai tempat orang-orang duduk mengobrol, bersantai sambil minum kopi sembari menikmati pemandangan sungai batanghari. Pada masa itu barang-barang impor dari singapura sudah banyak masuk ke Jambi berupa pakaian, kasur dan perlengkapan rumah tangga. Semua barang di kirim dari Muara menuju sungai Batanghari menggunakan Kapal. Dilokasi Pasar Angso Duo yang kini berdiri, dulunya hanyalah tempat kapal bersandar dan menurunkan barang-barang dagangan, dari situ barang-barang di angkut para kuli menuju Pasar Meja batu. Dalam perkembangannya, Pasar Meja Batu semakin ramai oleh pedagang dengan berbagai jenis barang dagangannya, gang siku menjadi sesak sepanjang jalan itu becek dan tidak nyaman lagi bagi para pembeli.
Pada tahun 1970, sedimentasi sungai kian parah. Pemerintah daerah pun melakukan pengerukan. Tanah dan pasir hasil pengerukan di gunakan untuk menimbun di sekitar sungai sehingga terbentuklah daratan baru. Pada daratan itulah pemerintah akhirnya memindahkan kembali pusat pasar tradisional dariPasar Meja Batu. Pasar yang baru ini bernama Pasar Angso Duo resmi berdiri pada Tahun 1974, tepat di tepi sungai Batanghari. Pasar ini di bangun atas reklamasi sungai. Seiring dengan waktu Pasar Meja Batu berubah menjadi pertokoan dan disepanjang jalan penuh dengan pedagang kaki lima.
Pasar Angso Duo Tempo Dulu
Pasar Angso Duo Becek
Seperti pada umumnya pasar-pasar tradisional, keberadaan Pasar Angso Duo belakangan ini mulai menimbulkan masalah. Pasar menjadi sangat kumuh, bukan lagi becek tetapi banjir ketika musim penghujan tiba. Air limpahan dari sungai Batanghari kerap naik dan merendam ke bagian belakang Pasar. Akibatnya, pasar tidak lagi nyaman bagi para pembeli. Pedagang-pedagang yang menggelar lapak di belakang pasar mulai meninggalkan lapaknya, mereka pindah ke depan pasar dan mulai menggelar dagangannya di bagian luar, memakan sebagian badan jalan umum. Pada pagi hari, jalan raya menjadi macet karena aktivitas jual-beli memenuhi sebagian jalan ditambah lagi mobil-mobil angkutan kota kerap berkerumun menunggu calon penumpang di badan jalan. Akhirnya terciptalah kesan sembrautnya Pasar Angso Duo.
Kesembrautan Pasar Angso Duo saat ini
Kini setelah kurang lebih 35 tahun, muncul kembali wacana memindahkanPasar Angso Duo ini ke tempat lain. Rencana lokasi baru yang dipilih hanya berjarak kurang lebih 100 meter lokasi yang lama. Lokasi ini juga berada di tepi sungai Batanghari, tetapi posisinya agak lebih tinggi daripada sungai itu. Rencana pemerintah kota Jambi akan menjadikan pasar ini menjadi pasar yang semimodern, Pasar ini tidak hanya akan menampung pedagang dalam kios dan lapak tetapi juga akan menyediakan ruko dan ruang-ruang pameran, serta tempat parkir yang lebih luas. Sedangkan Eks Pasar Angso Duonantinya akan dijadikan ruang hijau atau taman kota, untuk memberi kenyamanan bagi masyarakat Jambi.
Post a Comment